PESULAP DAN DUKUN SAMA-SAMA DILAKNAT ALLAH SWT.


Oleh: KH.Kvied. R – Imam Mursyid Ormas-MTI


Hukum bagi pelaku Sihir dan yang mengajarkan sihir sepakat dikalangan para ulama Ahlussunnah Waljama`ah (Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syfi`i dan Imam Ahmad bin Hanbal) hukumnya adalah “Haram“.

Mereka berbeda pendapat tentang hukum pidana bagi pelaku Sihir dan yang mengajarkan sihir. Mayoritas ulama Madzhab Ahlussunnah Waljamah (Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Ahmad bin Hanbal) sangsi bagi pelaku sihir dan mengajarkannya sama seperti “Murtad ; Kafir“ hukum pidananya adalah hukuman “Mati“. Kecuali Imam Syafi`i berpendapat :“Pelaku Sihir dan yang mengajarkannya, jika mengarah kepada penyimpangan Aqidah dan melakukan tindak pidana pembunuhan, maka mereka jatuh dalam kekafiran dan dapat dihukum pidana “Mati“, namun jika tidak menyimpang akidahnya atau tidak membunuh, maka mereka hanya jatuh dalam “Kefasikan atau Munafik´´, namun tetap bisa dipidana tahanan atau kurungan minimal lima tahun sampai dengan sepuluh tahun lamanya.

Dan bagi pelaku sihir dan yang mengajarkan sihir jika orang tersebut adalah orang Kafir Dzimmi (orang Non-Islam yang hidup berdampingan dengan damai), tidak ada sanksi mereka, namun jika mereka melakukan tindak pidana dari perbuatan sihirnya, maka dapat dijatuhi hukuman pidana sesuai dengan tingkat kesalahannya.

Siapa mereka yang disebut sebagai para pelaku “Sihir (Magic)..?“ yaitu : Para Pesulap yang bercampur trik dengan Klenik (Magic) yaitu adanya Jin/Khadam yang berserikat dengannya (pesulap merah/Uya Kuya/Dedy Corbuzer/Romi Rafael/dll ,sama saja denga para penyihir dukun dan paranormal), jika pesulap natural hanya trik semata maka hukumnya “Halal“. Pelaku sihir berikutnya adalah : Dukun, Hipnotrapi (Klenik), Hipnotis (Klenik), Meditasi (Klenik), Thabib (Klenik), Para Thariqah Tasawuf (Klenik), Para Gus (Kiyai, Ustaz, Habib, Buya, Mursyid, Gelar-gelar keagamaan spritual lainnya) yang sudah bercampur dengan klenik, Khadam atau Jin, sama ada Jin Islam atau Jin Non-Islam. Para pengobatan terapi memakai bantuan Khadam atau Jin, Tirakat (Klenik), Meditasi (Klini; Megic), Ilmu beladiri batin (Klenik), Yoga (Klenik), santet, Gendam, Pawang hujan, segala jenis pawang, Susuk, para pemelihara benda-benda Magic seperti batu cincin, keris dan sejenisnya, Jimat (Magic), Sajen-sajen, jenis-jenis media pelaris (Magic), ilmu kebal, dan apa saja perbuatan yang meminta bantuan atau menggunakan Jin (Islam/Non-Islam), maka mereka adalah pelaku Sihir atau Dukun, meskipun mereka berkedok Agama atau bergelar Habib, Gus Kiyai, Mursyid, Imam, Ustaz, dll.

Dikalangan ummat Islam khususnya di Indonesia, para pelaku Sihir (Magic) jika berlabelkan Agama atau memiliki pesantren atau guru Agama, mereka mendakwahkan dirinya kepada masyarakat sebagai orang yang memiliki mukjizat, karomah, ilmu laduni atau maunah, padahal itu semua adalah dusta, Hoax, bohong, penipu yang pada hakikatnya mereka itu adalah orang-orang yang fasik atau munafik, disebabkan prilaku mereka beribadah mencampuradukkan dengan hal-hal sihir (Jin/Khadam) dan hukumnya perbuatan mereka ini adalah “Haram“. Dan hukumnyapun“Haram“ apabila pelaku Sihir (Magic) digelar, panggilan dengan istilah-istilah Agama seperti Habib, Kiyai, Gus, Ustaz, Mursyid, dll. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda,

إذا مدح الفاسق غضب الرب واهتز العرش ۔ رواه أبو يعلی وإبن عدي والذهبي

“Apabila orang Fasiq (seperti para dukun, penyihir, pesulap magic, dll) digelar dipanggil dengan gelar-gelar yang baik (Mulia) Allah Swt Murka (melaknat) dan goncang `Arasy langit“ (H.R. Abu Ya`la, Ibnu Udai dan Az-Dzahabi)

Para pelaku Sihir dan Jin saling bekerjasama dalam kesesatan, mereka kelak akan di azab dan rugi dunia akhirat, sebagaimana Allah Swt berfirman,

وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاۤءَ فَزَيَّنُوْا لَهُمْ مَّا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَحَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِيْٓ اُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۚ اِنَّهُمْ كَانُوْا خٰسِرِيْنَ ࣖ

Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman (setan) yang memuji-muji apa saja yang ada di hadapan dan di belakang mereka dan tetaplah atas mereka putusan azab bersama umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari (golongan) jin dan manusia. Sungguh, mereka adalah orang-orang yang rugi. (Q.S. Fus-Shilat/41 = 25)

Para pelaku Sihir kata Rasulullah Saw lebih dari 100 kedustaan disesatkan oleh bangsa Jin (jin Islam atau Jin Non-Islam), sebagaimana Rasulullah Saw bersabda,

عن سيدة عاٸشة رضي الله عنها قالت :“سٸل رسول الله صلی الله عليه وسلم عن الکهان فقال : ليسوا بشيء , فقالوا يا رسول الله إنهم يحدثون أحيانا بالشيء يکون حقا , فقال رسول الله صلی الله عليه وسلم : تلک الکلمة من الحق يخطفها الجن فيقرها في أذن وليه يخلطون فيها أکثر من ماٸة کذبة“. روا البخاري و مسلم ۔

Dari Istri Rasulullah Saw Aisya, ra berkata: “Rasulullah Saw, ditanya tentang pelaku Sihir (Dukun dan sejenisnya) lalu beliau menjawab: Mereka (para pelaku sihir) tidak ada gunanya semasekali. Para Sahabat bertanya kembali, Wahai Rasulullah. , mereka (pelaku sihir/Dukun itu) kadang-kadang berbicara tentang sesuatu ada benarnya. Rasulullah Saw menjawab: Ucapan para pelaku Sihir (Dukun/Paranormal) terkadang memang ada benarnya namun itu semua bersumber dari para Jin (Khadam) yang dibisikkan ke telinga walinya (para pelaku Sihir/Dukun/Paranormal), lalu para Jin itu mencampuradukkan apa yang dia bisikkan lebih dari 100 (seratus) kebohongan/kedustaan. (H.R. Iman Bukhari dan Imam Muslim).

Allah Swt juga menyebutkan di dalam Alqur`an para pelaku sihir (dukun/paranormal) banyak dustanya. Sebagaimana Allah Swt berfirman,

هَلْ اُنَبِّئُكُمْ عَلٰى مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيٰطِيْنُ ۗ تَنَزَّلُ عَلٰى كُلِّ اَفَّاكٍ اَثِيْمٍ ۙ يُّلْقُوْنَ السَّمْعَ وَاَكْثَرُهُمْ كٰذِبُوْنَ ۗ

Maukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan (Jin/Khadam) itu turun? Mereka (setan/Jin/Khadam) turun kepada setiap pendusta (para pelaku sihir/Dukun/Pesulap Magic) yang banyak berdosa, mereka menyampaikan hasil pendengaran mereka (dari bangsa Jin), apa yang merea sampaikan dan lakukan lebih banyak dusta (bohongnya). (Q.S. As-Syu`arak/26 -221-223)

Ada orang yang mengaku Kiyai (Habib, Gus, Ulama, Ustaz/dll) mengatakan, bahawa tidak apa-apa meminta bantuan kepada Jin Muslim, karena Nabi Sulaiman a.s saja meminta bantuan bangsa Jin. Ini adalah murni pernyataan sesat dan menyesatkan dan sudah bertentangan dengan akidah Ahlussunnah Waljama`ah. Nabi Sulaiman a.s adalah Nabi dan Rasulullah yang Makshum (tidak berdosa, tidak salah dan tidak lupa), Namun Nabi Sulaiman as di dalam Alqur`an, Allah Swt abadikan bahwa beliau sendiri pernah ditipu atas kedustaan bangasa Jin dalam penguasaannya, dari peristiwa ini akhirnya Nabi Sulaiman a.s akhirnya tobat, menyesal bahkan memohon kepada Allah Swt agar ummat sesudahnya jangan sampai diperkenankan meminta bantuan atau bergaul dengan bangsa Jin, sama ada Jin Islam apalagi Jin Non Islam. Sebagaimana Allah Swt berfirman,

وَلَقَدْ فَتَنَّا سُلَيْمٰنَ وَاَلْقَيْنَا عَلٰى كُرْسِيِّهٖ جَسَدًا ثُمَّ اَنَابَ .قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَهَبْ لِيْ مُلْكًا لَّا يَنْۢبَغِيْ لِاَحَدٍ مِّنْۢ بَعْدِيْۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ

Dan sungguh, Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian dia bertobat.. Dan ia berkata, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun setelahku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Pemberi.” (Q.S. Shad/38 = 34-35)

Ayat di atas para ahli tafsir menjelaskan perisiwa, ketika Nabi Sulaiman a.s sedang keluar meninggalkan Istananya beberapa pekan lamanya, ketika kembali ke Istananya terkejut melihat para penghuni Istana sudah disestkan oleh Jin yang menyerupai Nabi Sulaiman duduk disinggasana Istananya, akhirnya Nabi Sulaiman kesal dan marah lalu mengusir Jin yg telah dusta dan menyesatkan pengikutnya, lalu beliau berdo`a kepada Allah agar ummat setelahnya jangan ada yang berserikat dengan bangsa Jin.

Apapun agama bangsa Jin maka bagi orang beriman tidak boleh bergaul apalagi meminta tolong dengan bangsa Jin. Didalam Q.S. Jin Allah Swt ada menyebutkan bahwa bangasa Jin itu ada yang beriman ada yang soleh dan ada juga bangsa Jin itu yang maksiat dan Jin kafir, namun apapun agama Jin itu, tetap Allah melarangnya kita bergaul apalagi meminta tolong kepada mereka, Sebagaimana Allah Swt berfirman,

وَّاَنَّهٗ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْاِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًاۖ

dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat (banyak bohongnya dan banyak dosanya. (Q.S. Al-Jin/ 72=6)

Ada juga para pelaku Sihir (Dukun/Paranormal) mengaku bisa melihat bangsa Jin. Ini murni adalah dusta dan bohong. Apa yang mereka lihat tidak lain adalah penjelmaan mereka (para bangsa Jin) kepada bentuk yang berbeda-beda dan hanya dapat dilihat oleh para manusia yang berpenyakit yang sudah dirasuki oleh bangsa Jin seperti para pelaku Sihir (Dukum/Paranormal/Indigo, dll). Kalau bentuk fisik Jin yang sesungguhnya hanya Allah dan RasulNya atas izinNya yang mengetahui, sebagaimna Allah Swt berfirman,

يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan/Jin sebagaimana halnya dia (setan/Jin) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (Q.S. Al-A`raf/7:27)۔

Para pelaku Sihir (Dukun/Paranormal) mendakwahkan dirinya mengerti perkara yang ghaib, ini murni bohong dan dusta yang menyesatkan, perkara ghaib yang diucapkan para pelaku sihir itu bersumber dari bisikan para bangsa Jin/Khadam dan yang dibisikkan itu perkara yang ghaib sebatas pengetahuan alam Jin yang berbeda dimensi dengan alam manusia dan itu bersifat terbatas sebagaimana akal dan pikiran manusia tidak dapat diketahui dan dicontoh oleh para bangsa Jin. Mutlak perkara yang ghaib tidak ada satupun manusia di dunia ini yang dapat mengetahuinya kecuali Allah dan para Rasul yang telah diizinkan Allah Swt, sebagaimana firmannya,

وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (Q.S. Al-An`am/6 = 59).

Para pelaku Sihir (Dukun, paranormal, pesulap magic, Habib Kiyai Gus Ustaz yang punya khadam) selama di dunia dan tidak bertobat, kedudukan mereka sama seperti pelaku kefasikan dan kemunafikan dan sebab kleniknya tertolak amal ibadahnya dan haram bagi mereka gelar-gelar kemuliaan disematkan kepada mereka. Dan mereka-mereka pelaku Sihir ini kelak di akhirat akan seperti orang gila keserupan dan mendapat siksa menakutkan dan menjijikkan ketika dijumpakan Allah Swt Jin dan Khadam yang mereka pelihara dan sayangi selama di dunia. Sebagaimana Alaah Swt berfirman,

وَمَنْ يَّعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمٰنِ نُقَيِّضْ لَهٗ شَيْطٰنًا فَهُوَ لَهٗ قَرِيْنٌ . وَاِنَّهُمْ لَيَصُدُّوْنَهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ وَيَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ . حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَنَا قَالَ يٰلَيْتَ بَيْنِيْ وَبَيْنَكَ بُعْدَ الْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ الْقَرِيْنُ . وَلَنْ يَّنْفَعَكُمُ الْيَوْمَ اِذْ ظَّلَمْتُمْ اَنَّكُمْ فِى الْعَذَابِ مُشْتَرِكُوْنَ

Dan barangsiapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (Al-Qur’an), Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya. Dan sungguh, mereka (setan-setan itu) benar-benar menghalang-halangi mereka dari jalan yang benar, sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. Sehingga apabila orang–orang yang berpaling itu datang kepada Kami (pada hari Kiamat) dia berkata, “Wahai! Sekiranya (jarak) antara aku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat! Memang (setan/Jin itu) teman yang paling jahat (bagi manusia).” Dan (harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu pada hari itu karena kamu telah menzalimi (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu pantas bersama-sama dalam azab itu. (Q.S. Az-Zukhruf/43= 36-39)

والله تعالی أعلم بالصواب

Jakarta Timur, Khamis, 18 Agustus 2022M/20 Muharram 1444H
Penulis Adalah KH. Ovied. R Imam Mursyid Ormas Majelis Turos Islam (MTI) -Lembaga Fatwa dan Kajian Kitab Turos (Klasik) Islam.