IMAM BESAR DAN IMAM MURSYID DIALOG:“TUROS, TOLERANSI DAN KEBANGSAAN“


 

MTI-Online-, Sahafi

Jakarta, Masjid Negara Istiqlal Imam Besar KH.Prof.DR.Nazaruddin Umar. MA (Wakil Mentri Agama 2011-2014) menerima kunjungan Imam Mursyid MTI Syeikh AlHaj Abdul Aziz Musthafa bin Musthafa bin Dahlan bin Abdul Lathief Al Mandaily yang biasa disapa KH.Ovied. R dalam rangka Silaturrahmi dan dialog seputar,:´´ apa itu Turos, Agama dan kebangsaan.´´

Pertemuan berlangsung setelah shalat Ashar berjemaah, lalu dilanjutkan ramah tamah di ruangan Kantor Imam Besar Masjid Istiqlal, Senin, 7 Februari 2022M/6 Rajab 1443H

Dihadiri Pengurus Majelis Turos Islam (MTI): Afrizal Oktriavan (Ketum), Ramdhani Parera (Sekjen), Purwanto (Ketua Pendidikan) dan Ustaz Muhammad Tatang (Pengurus MTI).

Menghidupkan Turos Islam kembali merupakan benteng dasar sebagai gerbong peradaban modern. Turos (Klasik: Heritage) Islam yg meliputi seluruh peninggalan peradaban Islam dari Sains, prasasti, seni pahat, seni lukis, seni musik, arsitektur, Relief Islami, Meliter, karya tulis dari berbagai ilmu pengetahuan dari Filsafat, Kedokteran, Ilmu pengetahuan Agama sampai dengan konsep negara seperti Pancasila adalah merupakan kontribusi Turos Islam yang dapat dirasakan sampai saat ini dalam tatanan sosial, budaya, Agama, ekonomi, keamanan dan tekhnology terkhusus di negara Republik Indonesia sampai saat ini.

MTI dengan memfokuskan Turos Islam dalam pendidikan Agama secara formal dan lembaga Fatwanya di tengah-tengah masyarakat dapat berperan secara langsung yang diharapkan dapat menciptakan generasi bangsa berpengetahuan Agama yang luas, dan dalam, Arif, bijaksana, Tasamuh (memiliki sikap toleransi) dan sebagai negarawan yang cinta terhadap bangsa dan negaranya, kata Imam Mursyid MTI ketika berdialog dengan Imam Besar KH.Nazaruddin Umar, yang lahir pada 23 Juni 1959 (usia 62 tahun), di Sulawesi Selatan. Sekarang sebagai Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak tahun 2000.

KH.Nazaruddin Umar sangat mendukung ormas Islam Majelis Turos Islam sebagai ormas yang menghidupkan kembali hakikat Turos Islami diberbagai lembaga pendidikannya yang gratis dari jenjang Dirosah Khossoh, Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Al-Qismul´Ali sampai Perguruan Tinggi dan kurikulum memformalkan kajian-kajian Talaqi, Thariqah, kajian Tasawuf di Masjid dan Mushalla di seluruh Indonesia.

KH.Nazaruddin Umar menambahkan betapa pentingnya Ilmu Tasawuf sebagai benteng utama dalam membentuk karakter kepribadian seseorang terutama seorang pemimpin bagaimana bisa menjalankan ilmu pengetahuan itu dapat sejalan dengan Tazkiyah An Nafs (Membersihkan Jiwa), Mushaffiul Qalb (membersihkan hati) dan Amal Shaleh. Tanpa ketiga unsur ini kepincangan dan pola pikir dan prilaku seseorang akan menjadi liar dan tidak terkontrol.

Imam Mursyid MTI menambahkan: “Di Indonesia sekarang ini banyak sekali Dukon-Dukon berkedok Shufi, berkedok Tasawuf dan berkedok dengan Thariqah-Thariqah Muktabarah. Zikir, Selawatan dan Ayat-Ayat Al-Quran dijadikan tameng bercampur Klenik lalu mendahwahkan dirinya sebagai WaliyaAllah yang memiliki karomah bahkan ada yang nekat mengaku memiliki Mukjizat. Padahal Mukjizat hanya bisa dimilki oleh para Rasul dan Karomah hanya bisa dimilki oleh para Waliyallah yang bersih dari unsur Klenik, khurafat dan Takhayyu dan tidak Fasiq. Disinalah peranan ormas MTI sebagai gerbong Dakwah untuk terus menyadarkan ummat agar tidak semangkin jatuh dalan kesesatan, kata KH.Ovied. R yang biasa beliau disapa.

Ramah tamah tanpa terasa antara Imam Mursyid dan pengurus ormas MTI beserta Imam Besar Istiqlal diakhiri foto bersama sebagai memoriam perjalanan Dakwah ormas Islam MTI.